But do you know how they live?
Salmon berasal dari telur, menetas, berenang ke lautan, dan saat sudah dewasa, mereka akan berenang kembali tepat ke tempat mereka dilahirkan.Perjuangan mereka untuk kembali merupakan hal yang sangat berat, namun itu juga hal yang menyebabkan mereka merupakan salah satu jenis ikan yang sangat enak untuk dinikmati.
Bercermin dari siklus hidup ikan salmon, kita sebagai manusia juga terkadang seperti itu. Dalam hidup, kia berenang mengikuti arus dunia, sampai ke saat kita dewasa. Memang, berenang mengikuti arus itu lebih mudah, bahkan sangat mudah bagi kita. Kita lebih sering mengikuti arus dunia, lingkungan sekitar, demi tidak dikucilkan. Tapi, sadarkah kita bahwa dengan melakukan hal itu, kita sebenarnya berenang melawan arus yang telah Tuhan sediakan bagi kita?
Seringkali kita menghadapi kontradiksi dalam hidup kita, dimana keinginan kita dan dunia, tidak pernah sejalan dengan apa yang Tuhan telah tetapkan untuk kita. Pernahkan kita mengambil waktu sejenak dan memikirkan hal apa yang telah kita perbuat, dan apakah hal tersebut mendatangkan kebaikan bagi diri kita saja ataukah kita telah menjadi sebuah saluran berkat bagi orang lain?
Sebagai ikan salmon, berjuang melawan arus membuat segala macam lemak yang ada di tubuh mereka menghilang, menjadikan dagingnya menjadi lebih padat dan bergizi. Mereka telah menjadi contoh bagaimana sebuah perjuangan hidup dapat menjadi sebuah berkat tersendiri bagi manusia. Pada akhirnya, saat mereka sampai ke tempat asalnya, mereka bertelur dan mati. Begitupun dengan manusia sebenarnya. Bagaimana kita hidup itu dapat menjadi sebuah kesaksian bagi banyak orang. Apakah saat kita dipanggil oleh Tuhan nanti kita bisa menjadi suatu berkat tersendiri bagi setiap orang yang kita sentuh hidupnya, ataukah kita akan menjadi biasa-biasa saja, sama seperti jenis ikan lainnya yang hidup di dunianya tanpa menjadi contoh bagi yang lainnya?
Sebenarnya banyak pelajaran yang dapat kita petik dari melihat kehidupan seekor salmon. Tapi kali ini yang saya perluas adalah arus yang dihadapi. Mungkin nanti akan ada insight lainnya yang dapat saya tuliskan sebagai sebuah cerminan dalam hidup.
With Love,
Shin
No comments:
Post a Comment